Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi baru merupakan salah satu bentuk perubahan organisasi yang terencana. Empat jenis perubahan organisasi berikut terjadi sebagai akibat dari kemajuan teknologi (technology-enabled change): (a) otomatisasi, (b) rasionalisasi prosedur, (c) perancangan ulang proses bisnis, dan (d) perubahan paradigma yang berdampak luas dengan ekspektasi risiko dan imbalan yang besar.
Materi ini adalah bagian dari
modul sistem informasi manajemen (SIM)
yang disusun oleh Warsidi
Mengapa pengembangan sistem informasi baru berarti perubahan organisasi?
Pengembangan sistem informasi baru merupakan salah satu bentuk perubahan organisasi yang terencana. Empat jenis perubahan organisasi berikut terjadi sebagai akibat dari kemajuan teknologi (technology-enabled change): (a) otomatisasi, (b) rasionalisasi prosedur, (c) perancangan ulang proses bisnis, dan (d) perubahan paradigma yang berdampak luas dengan ekspektasi risiko dan imbalan yang besar.
Banyak organisasi kini menggunakan manajemen proses bisnis (business process management) untuk merancang ulang aliran kerja dan proses bisnis dengan harapan akan menciptakan terobosan produktivitas secara dramatis. Manajemen proses bisnis juga bermanfaat untuk mendorong manajemen mutu terpadu (total quality management), six sigma, dan inisiatif-inisiatif lainnya untuk memperbaiki proses bisnis secara berkelanjutan.
Apa sajakah aktivitas-aktivitas inti dalam proses pengembangan sistem informasi?
Aktivitas-aktivitas inti dalam proses pengembangan sistem mencakup analisis sistem (systems analysis), desain sistem (systems design), pemrograman (programming), pengujian (testing), konversi (conversion), implementasi (production), dan pemeliharaan (maintenance). Analisis sistem mencakup pengkajian dan analisis masalah-masalah pada sistem yang ada serta identifikasi persyaratan-persyaratan solusinya. Desain sistem menetapkan spesifikasi satu solusi sistem informasi. Pada tahap ini, kesesuaian komponen teknis dan komponen organisasi harus sudah jelas.
Apa sajakah metodologi pemodelan dan desain sistem informasi?
Dua metodologi utama pemodelan dan desain sistem informasi adalah metodologi terstruktur (structured methodologies) dan pengembangan berorientasi obyek (object-oriented development). Metodologi terstruktur berfokus pada pemodelan proses dan data secara terpisah. Diagram aliran data (data flow diagram) adalah alat utama untuk analisis terstruktur, sedangkan bagan struktur (structure chart) merupakan alat utama untuk merepresentasikan desain perangkat lunak terstruktur. Pengembangan berorientasi obyek memodelkan sistem sebagai sekumpulan obyek-obyek yang memadukan proses dengan data. Pemodelan berorientasi obyek didasarkan pada konsep class dan inheritance.
Apa sajakah metode-metode pengembangan sistem informasi?
Metode pengembangan sistem informasi yang paling tua adalah siklus hidup sistem (systems life cycle), yang mengharuskan tahap-tahap formal dalam pengembangan sistem informasi. Tahap-tahap pengembangan sistem harus dilaksanakan secara urut dengan output-output yang telah ditentukan; setiap tahap mengharuskan persetujuan formal sebelum tahap selanjutnya dimulai. Metode siklus hidup sistem berguna untuk proyek-proyek besar yang memerlukan ketentuan dan spesifikasi formal dan pengendalian manajemen yang ketat pada setiap tahap pengembangan sistem informasi, tetapi metode siklus hidup sistem ini sangat bertele-tele dan mahal.
Prototyping dilakukan dengan mengembangkan satu sistem eksperimental dengan cepat dan dengan biaya murah untuk diujicobakan kepada pengguna akhir dan dievaluasi. Prototyping mendorong keterlibatan pengguna akhir dalam pengembangan sistem informasi dan iterasi desain hingga ditemukan spesifikasi yang tepat. Pembuatan prototype secara cepat bisa menghasilkan sistem yang tidak sepenuhnya diuji atau didokumentasikan atau yang secara teknis tidak memadai untuk diimplementasikan.
Penggunaan paket perangkat lunak (software package) mengurangi pekerjaan desain, pemrograman, pengujian, instalasi, dan pemeliharaan yang diperlukan dalam pengembangan sistem informasi. Paket-paket perangkat lunak aplikasi akan membantu jika perusahaan tidak memiliki staf internal yang menangani sistem informasi atau tidak memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan sistem informasi khusus. Untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang unik, paket perangkat lunak mungkin perlu banyak dimodifikasi yang bisa meningkatkan biaya pengembangan secara signifikan.
Pengembangan sistem oleh pengguna akhir (end-user development) adalah pengembangan sistem informasi oleh pengguna akhir, baik sendiri atau dengan bantuan minimal dari spesialis sistem informasi. Pengembangan sistem oleh pengguna akhir bisa dilakukan dengan cepat dan informal dengan menggunakan alat-alat bantu perangkat lunak yang ramah pengguna. Akan tetapi, pengembangan sistem oleh pengguna akhir bisa menghasilkan sistem informasi yang tidak memenuhi standar penjaminan mutu dan tidak mudah dikendalikan dengan cara-cara tradisional.
Outsourcing adalah penggunaan vendor luar untuk mengembangkan (atau mengoperasikan) sistem informasi manajemen perusahaan, bukan oleh staf internal organisasi yang membidangi sistem informasi. Outsourcing bisa menghemat biaya pengembangan aplikasi atau menjadikan perusahaan mampu mengembangkan aplikasi tanpa adanya staf internal sistem informasi. Akan tetapi, perusahaan berisiko kehilangan pengendalian atas sistem informasi dan menjadi sangat tergantung kepada vendor luar. Outsourcing juga menimbulkan biaya-biaya tersembunyi, terutama ketika pekerjaan-pekerjaan dikirimkan kepada vendor yang berada di luar negeri.
Apakah teknologi terkini dalam pengembangan sistem informasi dalam era digital?
Perusahaan kini tengah beralih ke rapid application design (RAD), joint application design (JAD), agile development, dan reusable software components untuk mengakselerasi proses pengembangan sistem informasi. RAD menggunakan perangkat lunak berorientasi obyek, visual programming, prototyping, dan alat-alat bantu generasi keempat (fourth-generation tools) untuk mengembangkan sistem informasi dengan sangat cepat. Agile development memecah satu proyek besar menjadi serangkaian subproyek-subproyek kecil yang diselesaikan dalam periode-periode singkat dengan menggunakan iterasi dan umpan balik kontinu. Pengembangan berbasis komponen (component-based development) mempercepat pengembangan aplikasi dengan mengelompokkan obyek-obyek menjadi komponen-komponen perangkat lunak yang bisa digabungkan untuk menciptakan aplikasi bisnis berskala besar. Web services menyediakan satu set standar bersama yang menjadikan organisasi mampu menghubungkan sistem informasi yang dimilikinya, terlepas dari platform teknologi yang digunakan dengan menggunakan standard plug-and-play architecture. Mobile application development harus menekankan kesederhanaan, kegunaan, dan keperluan mengoptimalkan tugas-tugas untuk layar berukuran kecil.
Komentar
Posting Komentar